Tuesday, 29 March 2016

Special Buat Pecinta Clubbing

Ada yang pernah tau gak sejarah clubbing, atau yang kita kenal dugem itu gimana ? Atau mungkin, kamunya seneng clubbing, habis sampai jutaan ataupun puluhan juta dalam semalam, tapi gak tau sejarah dan artinya gimana.
Clubbing atau dugem sudah ada sejak 1970'an, mulai berkembang di awal 1980'an di USA dan London. Kebudayaan ini muncul setelah terjadi merger antara RAVE dan PLUR. 
  • RAVE (Radical Audio Visual Entertainment), menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta music disco pada masa itu. Dengan mengawinkan antara music disco atau EDM (Electronic Dance Music) dengan pertunjukkan lampu, laser atau smoke maka muncullah sebuah pertunjukan atau yang bisa sekarang kita kenal yaitu clubbing. 
  • PLUR (Peace, Love, Unity, Respect) menjadi sebuah ajakan yang di sounding terus menerus pada saat pertunjukkan tersebut. Seperti yang kita ketahui, masa-masa itu merupakan masa Perang Dunia 1 dan 2, jadi anak muda melakukan gerakan perdamaian dengan cara seperti ini. Dengan mengawinkan RAVE dan PLUR maka muncullah suatu budaya baru yang dikatakan clubbing, yang pada masa itu banyak anak muda antara umur 16-25 tahun yang akhirnya menyuarakan perdamaian.
Seiring perkembangan jaman, clubbing mengalami banyak pergeseran moral terlebih di Indonesia yang telah mengecap bahwa clubbing atau pergi ke club itu negatif. Jangankan clubbing, untuk dengar EDM aja sudah di cap jelek. Sedangkan di luar negeri hal tersebut sudah lumrah. Clubbing jaman sekarang telah bergeser dari awalnya enjoying the club, sekarang menjadi enjoy the rave. Di luar negeri banyak mengadakan event-event luar biasa, seperti Tomorrowland, Ultra Music Festival, A State of Trance dan masih banyak yang lainnya. Tujuannya untuk mengembalikan semangat UNITY yang dulu diajarkan para pendahulunya. Untuk Indonesia sendiri, para penggerak dan pecinta dunia clubbing juga mulai berusaha mengembalikkan image jelek yang melekat dengan mengadakan rave party seperti DWP, Dreamfields, Ultra dan sebagainya.

So, istilah clubbing bukan melulu harus mabuk, cari cewek, konsumsi narkoba atau hal negatif lainnya kan? Ayo berpikir secara global dan mulai ubah pola pikir tentang clubbing mulai dari sekarang.

Clubbing Boleh, Asal .....

Suka clubbing ? Atau malah baru mau nyobain clubbing ? Silahkan, sis, bro ! Tapi harus diakui, clubbing adalah salah satu kegiatan yang paling disebelin orang tua dan sering dituduh sebagai aktivitas bahaya. Padahal menurut saya, semua itu tergantung niat dan sudut pandang. Banyak lho, teman-teman saya yang suka clubbing karena murni ingin joget-joget dan kumpul sama teman. Bukan untuk mabuk, berantem, apalagi pakai narkoba. 

Meski memang sih, pada faktanya club malam juga bisa jadi sumber bahaya. Ada aja orang-orang yang sengaja datang ke club untuk berbuat jahat, atau nggak sengaja berbuat jahat karena berada under the influence. We never know !

Makanya, kalau mau clubbing, perhatikan hal-hal berikut :

1. Rencanakan transportasi dengan baik. Sebelum berangkat, pastikan dulu kamu bakal pergi ke dan pulang dari club naik apa dan sama siapa ? Bawa kendaraan pribadi, nebeng kendaraan non pribadi seperti taksi, gojek, grab bike dan sejenisnya ? Rencanakan dengan baik, jangan sampai kamu nunggu di pinggir jalan tengah malam, hanya karena bingung soal transportasi.

2. Pikirkan baik-baik soal outfit. Pakaian kamu bakal merefleksikan kesan tentang kamu, jadi jangan memakai pakaian yang terlalu seksi, terlalu formal, atau malah terlalu gembel. Pokoknya, pakai pakaian yang keren tetapi nyaman.

3. Pergilah rame-rame. Semakin rame, semakin oke ! Clubbers yang clubbing bergerombol biasanya lebih aman alias jarang dijadikan target kejahatan, karena mereka bisa saling menjaga satu sama lain. Selain aman dari kejahatan, bisa jadi aman dari rasa malu joget juga. Daripada joget sendirian, kan lebih pede joget rame-rame, ya nggak ?

4. Begitu sampai di club, kabari teman pacar atau keluarga, dan ingat di mana posisi security. Ini hal yang sepele, tapi sebenarnya penting. Supaya mereka tahu harus nyamperin kemana kalau misalnya kamu butuh bantuan.

5. Jaga selalu minuman dan barang-barang berharga kamu. Salah satu kejahatan yang sering terjadi di club adalah seseorang mencoba memasukkan drugs ke minuman kamu. Untuk menghindari hal ini, jangan sampai mabuk di club dan cobalah untuk terus memperhatikan minuman kamu. Kalau mau ke dance floor, minta teman yang kamu percaya untuk menjaga minuman kamu atau barang kamu.

6. Pakai common sense. Jangan lupa, clubbing itu buat senang-senang! Masih berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan saat clubbin, gunakan akal sehat alias common sense kamu selama clubbing. Jujur aja, there are many drunks and weirdos in clubs. Kalau ada orang asing mepet-mepet kamu, ngajak ngobrol, atau ngajak kenalan tapi kamunya nggak nyaman, jangan diladenin sama sekali. Pokoknya jauhin saja.

Last but not least, ingatlah bahwa clubbing cuma salah satu cara untuk bersenang-senang. Masih banyak cara lain untuk have fun! Jadi kalau ternyata kamu nggak nyaman dengan clubbing, nggak usah maksa nongkrong disana demi status sosial.

9 Tipe Orang di Club

Nah, kalo kamu yang sering clubbing atau pernah masuk club, pasti pernah nemu tipe-tipe orang seperti di bawah ini. Atau malah kamu salah satunya, hahaha.

1. The Rich Guy
Biasanya paling kalem, duduk santai, kadang goyang-goyang santai ikutin musik. Biasanya sih dari awal masuk sudah bawa gandengan, kalau sudah di dalam jadi santai aja. The one that girls are looking for. Alias, sasaran empuknya cewek-cewek.

2. The Musicman
Masuk ke club cuma pengen denger musik doang. Biasanya hafal setaip melodi, cue, drop, looping, dan sebagainya dari setiap lagu. Kalau DJnya salah dikit atau miss tempo langsung comment. Jarang mabuk, minumnya cuma tequila, atau shot, itupun cuma mau 2 atau 3 shots.

3. The Drunk Master
Dewa mabuk, gak afdol kalau clubbing dan gak mabuk. Minumnya paling banyak, tapi kalau di suruh ngapa-ngapain paling sadar dan paling kuat. Bahkan mau pulang, sudah mabuk berat, tapi masih kuat buat nyetir dengan selamat nyampai rumah.

4. The Perv
Datang ke club dengan tujuan cuma sattu, dapat cewek. Tapi sayangnya, cuma bisa berakhir di club doang, itupun jarang dapat, dan jarang bisa dibawa pulang. Tipe ini biasanya cuma bisa ngelihatin cewek dari jauh, terus ngeluarin jurus senyuman, dan curi-curi kesempatan buat bisa ngeluarin jurus lainnya. Motivasinya sih kuat tapi gak sebanding sama tingkat kepedeannya.

5. The Don Jon
Masuk club sendiri, tampang biasa aja, tapi dandannya berkelas, elegan dan langsung jadi perhatian. Hobby menjelajah seluruh club, duduk di tiap meja, kenalan sama banyak cewek, kalau sudah mentok gak ada cewek lagi buat di prospek, biasanya balik ke meja bar. Tingkat sepik level dewa, tingkat kepedean level dewa, dan pulang pasti bawa cewek.

6. The Stripper
Mostly cewek, biasanya kalau sudah high, gak kenal kiri-kanan, pokoknya lawan jenis, pasti digandolin buat ngefloor, atau nggak cuman nemenin joget-joget sambil pelukan. Biasanya kalau yang sedikit "kesepian" atau lagi "mentok" berujung ke type The Perv.

7. The Social Media
Masuk club cuma demi update status di path, ig atau social media lainnya. Hobby foto-foto biar bisa di upload, terus di pamerin ke temen-temennya biar kekinian gitu. Tipe ini biasanya yang paling sering duduk diem terus megang hp sambil buka sosmed, jam 1'an sudahh pulang.

8. The puker
Alias si tukang muntah. Tiap minum, pasti langsung muntah, padahal minumnya baru dikit. Muntah juga gak kenal tempat, dimana-mana muntah. Kadang di sofa, kadang di table, di dalam mobil, di parkiran, di baju orang kadang pula di muka orang. Biasanya tipe ini habis muntah langsung idur dan yang paling ngerepotin.

9. The Parasite
Berangkat nebeng mobil temen, masuk dibayarin, paling banyak minum, hobby ngerebut cewek orang, paling banyak cakap, dan biasanya paling sering ngerusak suasana party.

That's it, 9 tipe orang di club menurut pendapat ane. No offense, just for laugh, kalau ada yang mau nambahin silahkan aja. 
And ... "It depends on you what you do on the club" ( semua tergantung pada anda apa yang anda lakukan di club )